Sebagaimana kita ketahui bahwa akhir-akhir ini terjadi serangkaian tindakan terorisme dan kekerasan yang mengatasnamakan Islam, seperti yang dilakukan oleh ISIS, Boko Haram dan lain-lain. 2 Tahun lalu ketika terjadi pemenggalan kepala tentara Inggris oleh oknum yang selanjutnya diikuti dengan meneriakkan Allahu Akbar. Yang terakhir terjadi adalah penembakan di sebuah kafe di Australia dan penembakan yang terjadi di sekolah di Pakistan oleh Taliban.
Semua ini tentu mempengaruhi persepsi publik terhadap Muslim dan Islam itu sendiri. Bagi orang awam pasti langsung antipati terhadap Islam dan muslim. Apalagi bagi masyarakat muslim yang tinggal di negara-negara seperti Amerika, Inggris dan lain-lain yang notabene pemeluk Islam-nya bukan mayoritas.
NU yang merupakan organisasi Islam terbesar di dunia dengan jaringan PCI di berbagai negara di Eropa, Amerika dan Asia tentu bisa berperan sangat strategis dalam menjelaskan kepada publik dan dunia internasional bahwa yang dilakukan oleh ISIS, Taliban, Boko Haram dan kelompok-kelompok garis keras lainnya bukanlah representasi ajaran Islam. Apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompk tersebut dengan serangkaian tindakan kekerasan dan terorisme justru berkebalikan dengan makna dasar kata Islam sendiri, yang secara etimologis berarti Selamat atau Damai.
Termasuk juga NU perlu berperan meluruskan pengertian JIhad yang salah. Di banyak media di UK, banyak sekali dipublikasikan berita-berita tentang terorisme dan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok Jihadist. Orang awam menjadi takut terhadap kata-kata jihad. Padahal makna sesungguhnya jihad adalah bersungguh-sungguh atau berusaha dengan keras. Jihad tidak selalu identik dengan berperang. Jihad bisa dilakukan dengan bekerja secara sungguh-sungguh, belajar secara sungguh-sungguh, berkarya dengan sungguh-sungguh.
Indonesia adalah negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. Saya kalau bertemu dengan muslim di Inggris, ketika ditanya dari negara mana pasti saya jawab bahwa Indonesia yang merupakan the biggest moslem country in the world. Disini sebenarnya peran NU untuk memperkenalkan Islam Indonesia atau Nusantara yang ramah, damai dan toleran. Islam Nusantara bisa menjadi rujukan yang sangat berharga untuk menunjukkan bahwa agama Islam memang rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam. Tidak sekedar rahmat bagi pemeluk Islam saja. Pengucapan selamat natal dari banyak pemimpin yang notabene muslim, tokoh muslim, dan masyarakat banyak tentu sangat luar biasa. Penjagaan banser di gereja-gereja saat perayaan Natal tentu sangat membanggakan. Termasuk kerukunan yang sangat baik dimana di dalam satu daerah terdapat Masjid dan Gereja yang bersebelahan dan masyarakatnya pun aman-aman saja.
Kalaupun ada kelompok-kelompok Islam yang melakukan kekerasan, sesungguhnya itu hanyalah kelompok minoritas saja. Tetapi mayoritas muslim di Indonesia sangat mencintai perdamaian.
Semua ini menunjukkan bahwa Islam Nusantara patut menjadi contoh terhadap dunia tentang potret Islam yang sebenarnya.
Portsmouth, 25 Desember 2014
Muhammad Yusuf – Warga NU di Inggris